Laman

Rabu, 29 Oktober 2014

Misteri Jodoh



Misteri jodoh

Judulnya misteri jodoh. Ngomongin itu, apa sih misteri? Bukan misteri gunung berapi, kaya film sekuel jaman sy kecil lhoo. hihihi. Apakah kamu juga sempat melihatnya dulu ? kalau iya, berarti masa kecil anda menyenangkan . hahaha. Halah. Mainstream banget.
Misteri yang paling menyenangkan adalah misteri jodoh. Kenapa? Karena misteri tapi sebenarnya sudah ada jawabannya. Ya kan udah di tulis d lauhful mahfudz sejak sebelum kita lahir kan ? tapi harus dicari. Apalah sekarang ngetrendnya, pemilik tulang rusuk  sedang mencari tulang rusuknya yang hilang. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang menyangkut misteri ini.
Ada yang sudah berpasangan ? banyak
Ada yang hampir berpasangan? Banyak
Ada yang mencoba berpasangan? Banyak
Ada yang tidak punya pasangan? Banyak
Ada yang sudah bertemu dengan jodohnya? Who knows .. kita tak pernah tahu siapa jodoh kita . apa emang tandanya ??
saat menulis ini, aku sejujurnya sedang bertanya-tanya. Apa sih definisi jodoh itu? Apa sih jodoh itu??
Yang menarik lagi, jodoh itu sudah ada, tapi kita masih bisa merubahnya. Bukan merubah siapa jodohnya. Tapi merubah baik buruknya. Semakin kamu memperbaiki diri, ya jodohmu juga memperbaiki diri. Kan firman Alloh yang mengatakan, wanita yang baik ya untuk lelaki yang baik. Tapi kita masih bisa memimpikan jodoh kita nanti dan mempersiapkannya dengan memperbaiki diri kita. Enak kan ? ga usah kita suruh-suruh udah baik. Hehehe (malu-malu_)

Bagi yang belum bertemu jodohnya, silahkan bermimpi setinggi mungkin. Tentunya dengan memakai aturan agama yang ada. Jadi teorinya begini : ada 4 nilai untuk mengukur calon pasangan. Masing-masing nilainya satu.
Agama                  Keturunan          Kekayaan            Kerupawanan
1                              1                              1                              1
Jadi kalau dapet semuanya ya alhamdulillah, nilainya 1.111, tapi seperti kata rosul pilihlah yang utama agamanya. Coba hitung, kalau dapet agamanya aja, nilainya 1000, kalau yang lain? Misalnya kecantikan doang, ya nilainya 1 biji doang, kalau keturunan ya nilainya 100. Hayo mau yang mana? Semuanya kembali ke pilihan masing-masing. Hatimu pasti tahu yang mana seharusnya. Cuma kadang nalar logika mengabaikannya.
Kalau menurut kepercayaanku sih, sebelum kita lahir, saat masih di dalam kandungan, saat ditiup ruh kedalam calon jazad kita, disitu ada perjanjian dan pemberitahuan. Perjanjian untuk tetap menyembah DZAT yang ESA, dan pemberitahuan mengenai, umur dan jodoh (pasangan kita) nanti di dunia. Jadi keduanya sudah tidak dapat dirubah(sepercayaku sih) .. dan sekarang aku juga heran, kenapa semuanya berdoa semoga panjang umur, padahal umur sudah ditetapkan. Kalau berdoa semoga segera bertemu jodoh, itu masuk akal(bagi yang belum ketemu). Kenapa berdoanya tidak begini saja.. “semoga umur yang ada menjadi umur yang berkah” atau “semoga umur yang sudah dilalui menjadi waktu yang berkah dan sisanya semakin barokah”? rasaku lebih masuk akal .
Tapi yang pasti lagi, laki-laki yang baik untuk wanita yang baik, begitu juga sebaliknya. Sederhana secara islam, laki-laki yang baik adalah yang tidak mengajak berpacaran, dan wanita yang baik adalah yang tidak mau di ajak berpacaran. Tapi, mungkin bagi saya atau pembaca yang merasa belum baik, selama masih ada nafas, selama itu Alloh menunggu kita memperbaiki diri. Dan semoga nanti bisa mendapatkan jodoh yang seperti kita harapkan, kalau tidak, itu pasti lebih baik J. Janji Alloh tak pernah salah. Tak kan pernah.
jangan pernah takut masalah jodoh, ini sambil menasehati diri sendiri hehehe, janji Alloh , pada setiap pernikahan yang suci maka akan tumbuh cinta disana, tentunya cinta karena Alloh. semoga kita termasuk orang-orang yang tetap menjaga kepercayaannya, percaya kepadaNYA. aamiin :)
Tapi yasudahlah, karena memang Alloh menciptakan manusia dengan akalnya masing-masing, sudah tentu akan banyak pendapat yang mungkin sama atau berbeda dengan pendapat saya ini. Kesempurnaan pasti hanya milik Alloh, kurang dan benarnya silahkan disampaikan. Wallohu a’lam bishowab. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar