Belajar bersyukur ...(1)
Suatu malam, entah kenapa aku tidak merasa mengantuk seperti biasanya..
Ingin kupaksa tidur, tapi sekelebatan bayangan muncul, dan kuputuskan untuk menyibukkan diri tuk menghilangkan bayangan itu. Tak ingin aku tidur dalam kegalauan. Lantas aku membuka laptop dan melihat film.. ya lumayan, sedikit terhibur ..
Tapi sampai dini hari, ngantuk tak kunjung datang, hati rasanya sepi ..
Akhirnya, ku kirimkan sebuah pesan singkat kepada beberapa kontak yang ada di handphoneku ..
Menurutku itu adalah kata-kata bijak, begini bunyi pesannya “malam adalah tempat terbaik untuk mengetahui bahwa setitik cahaya itu sangat berharga”. Beberapa pesan menyahut sekenanya dan tidak ku balas lagi, beberapa menit kemudian ada sahutan yang berbeda, “cahaya yang seperti apa?”. Ah iya ya, aku juga baru kepikiran. Tapi kemudian aku membalasnya, ku jawab dengan hatiku “anything.. it can help you see..” ya cahaya apapun yang membantu matamu untuk melihat. ah, aku terkesan dengan jawabanku itu. Muncul darimana kata-kata itu ya? Subhanalloh sekali, bagaimana Alloh bisa menciptakan otak manusia serumit ini. Akalku bahkan tak mampu menjangkau akalku sendiri.
Ya, ketika malam atau gelap datang kebutuhan pokok kita adalah cahaya. Memang tanpa cahaya mata kita akan menyesuaikan dengan penglihatannya. Tapi itu tidak seberapa. Kita manusia tidak dirancang khusus untuk hidup dalam gelap. Berbeda dengan burung hantu yang penglihatannya sangat tajam dalam kegelapan. Mungkin.
Kala siang datang menjelang, kadang kala bahkan kita meneduhi mata karna silaunya cahaya yang ada. Lampu sorot juga mungkin takkan terlihat ketika siang. Tapi bagaimana dengan malam ? mata kucing yang bercahaya juga akan terlihat bukan ? ah memang benar kata Alloh, meskipun semua ranting sebagai pena dan lautan sebagai tintanya maka tak akan ada habisnya menuliskan semua yang sudah Alloh berikan kepada kita. Ini juga lhoo .. bingung nulisnya gimana, betapa banyak yang harus kita syukuri.
Hari dibagi menjadi 2, siang dan malam. Kenapa? Karena itu adalah pelajaran syukur yang paling dasar. Kenapa? (lagi). Karena ketika malam, kita belajar bagaimana berartinya setitik cahaya yang ada. Sama ketika diaplikasikan dalam kehidupan kita, mungkin suatu saat kehidupan kita terasa kurang, namun Alloh tidak jemu memindahkan keadaan kita. Sedih senang. Semuanya seimbang. Kenapa? (lagi-lagi hehe). Karena ketika senang, harusnya kita bersyukur Alloh ngasih banyak hal, tapi ketika sedih, jangan juga jadi putus asa, kenapa ? karena sedih dan senang itu seperti dua mata koin yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi. Kenapa ada senang? Ya karena sedih. Sesederhana itu, mungkin hanya hati dan perasaan yang kadang kala tidak bisa segera kita sederhanakan.
Kata-kata bijak mengatakan bahwa, kalau sedih dan senang itu datangnya sepaket (yaiyalah, secara kan kaya dua sisi mata uang, ga bisa dateng sebelah doang). Makanya kalau lagi sedih, jangan sedih dulu. Dan kalau lagi senang jangan senang dulu.
Intinya sederhana. Apapun itu syukuri. Kunci kenyamanan kehidupan kita sebenarnya ada tolak ukurnya. Apa ? ya syukur itu ..
Mari belajar
Bogor, 12 oktober 2014
01.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar