Laman

Senin, 03 November 2014

SPESIAL UNTUK YANG SPESIAL



IBU

Ini adalah tulisan yang paling spesial. Spesial untuk orang yang paling spesial yang pernah kutemui dalam hidupku. Kenapa aku bilang yang pernah kutemui dalam hidupku ? karena ada lagi orang yang paling spesial juga, tapi belum pernah kutemui, tapi selalu kurindukan, Rosululloh saw.
Jadi siapakah dia ? aku yakin semua manusia punya dia, malaikat cinta yang membuat kita hadir di dunia ini. Ehm tidak semua manusia sih, ada 3 yang tidak punya, yaitu nabi Adam, ibu Hawa dan Tsis yaitu anak adam yang terakhir,  ceritanya bagaimana , nanti saya tulis kalau sudah mendapatkan literatur yang benar ya. Hehe
Kembali ke awal, jadi siapakah dia? Dia adalah orang yang selalu kita cari saat sepulang sekolah. Orang pertama yang kita (khususnya aku) cari saat aku bangun, kala aku di rumah. Orang pertama yang kucari saat aku mau merengek meminta sesuatu, makan, mengadu atau merajuk karena sesuatu. Orang pertama yang paling aku inginkan ada disaat aku sakit, sedih dan bahagia. 0rang yang tak ingin aku lihat bersedih.

Ya, dialah ibuku, mamaku, simbokku, tercinta. Banyak sekali yang beliau berikan dan ajarkan. Bahkan mungkin separuh jiwanya, hehe lebay ya. Tapi memang begitu. Umurku sekitar 21 tahun. Dan tak jemu-jemunya 21 tahun ibuku ada untukku, menggendongku, menyuapiku, merawatku, mendoakanku, merindukanku, selalu ada buatku, tak pernah alfa. Sekalipun, tak pernah. Dan yang paling harus aku pelajari, betapapun aku (akhir-akhir) ini sadar, bahwa aku sangat menyebalkan, ibuku tetap menyayangiku. Memaafkan setiap kesal yang aku buat. Memaafkan setiap kata dan perintah yang aku abaikan. Padahal beliau tak pernah minta apapun dariku. Tak pernah.
Ah mungkin memang benar, satu-satunya malaikat yang bisa aku lihat adalah ibuku. Hatinya, sikapnya, ketulusannya. Berapa banyak kisah yang tak mampu aku tuliskan tentang keagungan hatinya. Kebesaran dan keluasan jiwanya. Lembutnya hatinya yang selalu membujuk untuk tidak membalas kejahatan apapun yang pernah dilakukan orang lain kepadaku dan aku harus memaafkannya. Kebesaran jiwa yang amat langka. Dan aku sangat bersyukur menjadi anak ibuku. Aku tak pernah protes kenapa ibuku tidak bisa mengajariku mengerjakan pe-er sekolahku, atau tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru-guruku di sekolah, atau karena tak bisa menulis sms untukku. Ada yang lebih besar yang yang beliau ajarkan untukku, ya tentang bagaimana kebesaran dan kegungan jiwa yang sesungguhnya. Ada hati muhammad saw bersemayam disana. Ada kemuliaan muhammad saw dimatanya, tergambar dalam setiap ketulusan yang dilakukannya kepada orang-orang yang pernah mendzoliminya.
Ibu, aku minta maaf belum bisa menjadi malaikat sepertimu, seringkali aku berpikir, apakah nanti aku bisa menjadi ibu yang seagung dirimu?? Aku masih belum bisa memaafkan orang yang pernah menyakitimu, belum bisa meridhoi sakit yang orang lakukan terhadapku. Tapi ibu, ketika aku mengingatmu, aku bertekad untuk belajar semua itu. Tak akan berhenti untuk belajar sepertimu. Dalam hati aku tak pernah ingin mengecewakanmu. Maafkan aku ibu, seringkali aku masih nakal dan mengecewakanmu. Menentang pendapatmu. Hingga banyak sekali kecewa yang aku dapatkan karena itu. Ibu mulai sekarang, aku akan belajar untuk selalu mendengarkanmu. Karena memang engkau bahkan lebih mengenalku daripada diriku sendiri.
Ibu, mungkin engkau tidak akan membaca ini, tapi percayalah ibu, akan selalu kusebut namamu dalam doaku.  Ibu, semoga Alloh swt selalu memuliakanmu.
Alloh, ijinkan aku berbakti dan membuatnya bahagia di dunia dan akhirat. Ijinkan aku memuliakannya dimata manusia dan di hadapanMu. Selalu jagalah dia, sehatkanlan dia, lancarkanlah rizqinya, mudahkanlah segala urusannya, tentramkan jiwanya, bahagiakan hatinya, golongkanlah ia ke dalam golongan orang-orang yang selalu mendapat Rahmat dan Nikmat dariMu. Aaaaamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar