beberapa waktu lalu, kampusku mengikuti sebuah acara TV show, kickAndy, sepulang dari sana dikasih pesangon Buku Sejenak Hening, dari sana dikasih banyak sekali link, upload foto, upload quotes dll. hampir semuanya aku ikut, karena memang bukunya bagus dan sangat bermanfaat, dan akhirnya aku ikut sebuah program untuk mendapat secercah kata-kata dari mas Adjie setiap hari rabu, ku pikir ini bermanfaat, jadi ini saya bagi .. tidak saya kurangi atau saya tambahkan ..
Lagu dangdut berjudul 'Sakitnya Tuh di Sini' sedang hangat diperbincangkan bahkan video Youtubenya telah dilihat sebanyak 7.156.439 kali. Sebuah angka fantastis untuk video Youtube musik Indonesia. Sehingga tak jarang saat kita mengalami hal-hal yang tak sesuai dengan keinginan, dengan nada bercanda, kita pun memegang dada dan berkata, 'sakitnya tuh di sini ...'
Di kehidupan modern sekarang ini, kita bersama memahami bahwa semakin banyak hal yang hadir dalam hidup ini dan kita pun memilahnya antara hal-hal yang kita cintai dengan hal-hal yang kita benci. Kita merasa sakit hati atau pun cemas saat menerima hal-hal yang kita benci dan juga sebaliknya. Ini pun terjadi di dunia bisnis yang penuh dengan dinamika dan konflik.
Kemarin untuk kedua kalinya saya bersama Ivandeva, mewakili SukhaCitta Academy, diundang oleh Prasetiya Mulya Business School dan diminta berbagi mengenai : 'Mindfulness for Peak Performance' kepada para mahasiswa S2. Di dunia bisnis, rapat yang harus kita hadiri, tenggat waktu yang harus segera kita selesaikan dan mitra kerja yang harus kita ajak bernegosiasi untuk menyelesaikan masalah adalah beberapa contoh yang memicu kecemasan. Kadang pun bisa menyebabkan sakit hati karena yang terjadi tak sesuai dengan keinginan kita.
Bagaimana kamu mengatasi perasaan yang penuh dengan kecemasan ini ?
Apakah kamu akan menghadapi tantangan-tantangan di dunia bisnis tersebut meskipun merasa sakit hati ? Atau kamu lebih memilih menghindari segala hal yang membuatmu merasa sakit hati ?
Kita dapat menghindari perasaan sakit hati tersebut dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang ada sehingga berharap perhatian kita fokus ke pekerjaan, bukan ke perasaan sakit hati. Atau setiap hari, usai jam kerja, kita mencari kegiatan-kegiatan untuk melarikan diri dari perasaan sakit hati, jadi semacam balas dendam. Atau kita 'ngemil' setiap kali teringat rasa sakit hati itu, sehingga perhatian kita teralihkan ke makanan daripada perasaan sakit hati.
Semua cara itu membantu kita untuk menghindar dari perasaan sakit hati. Tetapi bagaimana pun juga, tak akan bertahan lama. Perasaan sakit hati masih ada di dalam diri kita dan malah akan meminta lagi lebih banyak cara lain untuk menghindar dari perasaan sakit hati, untuk menekan dengan paksa rasa tersebut.
Rasa sakit hati itu diterima, bukan untuk dihindari. Termasuk menerima segala rasa yang tak kita inginkan.
Menerima bukan menghindar tetapi menyadari apapun sensasi yang hadir karena rasa itu. Dengan mampu menerima perasaan sakit hati akan membuat kita lebih percaya diri dan kita tak memberikan kesempatan kepada emosi untuk menguasai hidup kita.
Wiiliam James pun berkata, "Acceptance of what has happened is the first step to overcoming the consequences of any misfortune.'
Mari bersama kita belajar menerima ...
Best wishes for amazing day,
Adjie Silarus
SEJENAK HENING
quiet the mind to truly hear
______________________
quiet the mind to truly hear
______________________
SAKITNYA TUH
DITERIMA
Lagu dangdut berjudul 'Sakitnya Tuh di Sini' sedang hangat diperbincangkan bahkan video Youtubenya telah dilihat sebanyak 7.156.439 kali. Sebuah angka fantastis untuk video Youtube musik Indonesia. Sehingga tak jarang saat kita mengalami hal-hal yang tak sesuai dengan keinginan, dengan nada bercanda, kita pun memegang dada dan berkata, 'sakitnya tuh di sini ...'
Di kehidupan modern sekarang ini, kita bersama memahami bahwa semakin banyak hal yang hadir dalam hidup ini dan kita pun memilahnya antara hal-hal yang kita cintai dengan hal-hal yang kita benci. Kita merasa sakit hati atau pun cemas saat menerima hal-hal yang kita benci dan juga sebaliknya. Ini pun terjadi di dunia bisnis yang penuh dengan dinamika dan konflik.
Kemarin untuk kedua kalinya saya bersama Ivandeva, mewakili SukhaCitta Academy, diundang oleh Prasetiya Mulya Business School dan diminta berbagi mengenai : 'Mindfulness for Peak Performance' kepada para mahasiswa S2. Di dunia bisnis, rapat yang harus kita hadiri, tenggat waktu yang harus segera kita selesaikan dan mitra kerja yang harus kita ajak bernegosiasi untuk menyelesaikan masalah adalah beberapa contoh yang memicu kecemasan. Kadang pun bisa menyebabkan sakit hati karena yang terjadi tak sesuai dengan keinginan kita.
Bagaimana kamu mengatasi perasaan yang penuh dengan kecemasan ini ?
Apakah kamu akan menghadapi tantangan-tantangan di dunia bisnis tersebut meskipun merasa sakit hati ? Atau kamu lebih memilih menghindari segala hal yang membuatmu merasa sakit hati ?
Kita dapat menghindari perasaan sakit hati tersebut dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang ada sehingga berharap perhatian kita fokus ke pekerjaan, bukan ke perasaan sakit hati. Atau setiap hari, usai jam kerja, kita mencari kegiatan-kegiatan untuk melarikan diri dari perasaan sakit hati, jadi semacam balas dendam. Atau kita 'ngemil' setiap kali teringat rasa sakit hati itu, sehingga perhatian kita teralihkan ke makanan daripada perasaan sakit hati.
Semua cara itu membantu kita untuk menghindar dari perasaan sakit hati. Tetapi bagaimana pun juga, tak akan bertahan lama. Perasaan sakit hati masih ada di dalam diri kita dan malah akan meminta lagi lebih banyak cara lain untuk menghindar dari perasaan sakit hati, untuk menekan dengan paksa rasa tersebut.
Rasa sakit hati itu diterima, bukan untuk dihindari. Termasuk menerima segala rasa yang tak kita inginkan.
Menerima bukan menghindar tetapi menyadari apapun sensasi yang hadir karena rasa itu. Dengan mampu menerima perasaan sakit hati akan membuat kita lebih percaya diri dan kita tak memberikan kesempatan kepada emosi untuk menguasai hidup kita.
Wiiliam James pun berkata, "Acceptance of what has happened is the first step to overcoming the consequences of any misfortune.'
Mari bersama kita belajar menerima ...
Best wishes for amazing day,
Adjie Silarus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar