Laman

Senin, 16 Maret 2015

SUDUT PANDANG




Pernah gak bawa sebuah benda yang gede, yang ga bisa kita bawa sendiri, yang harus di bawa bareng-bareng? Pasti pernah kan? Ya misalnya, gotong royong mindahin meja, papan tulis dan teman-temannya. Terus gimana cara kalian bawanya? Ehm,  pasti susah kan, apalagi yang bendanya besar dan lebar jadinya kita ga bisa liat jalan gara-gara ketutupan benda yang kita bawa. Terus pasti yang di bawa di bagian belakang bakal ngomel ke bagian yang depan, “eh kasih tau dong kalau ada tangga!!”, atau, “woy, pelan dong!!”, gitu. Nah yang depan juga biasanya ngomel juga tuh, “woy, angkat bro, jangan di dorong!!, berat tau!”. Yang pernah gitu boleh senyum deh, gratis hehe.
Hal yang kaya gitu adalah hal yang sederhana dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, dan, sadarkah kita bahwa hal tersebut adalah kunci keharmonisan kehidupan? | masa sih? |iya kok|yakin?|yakiinn hhe
Jadi, apa yang bisa kita pelajari?
Seringkali kita hanya mengeluhkan permasalahan kita dengan hanya melihat posisi kita, bahkan jarang sekali kita bisa melihat posisi orang lain yang lebih sulit daripada kita. Yang penting adalah kita sendiri. padahal sebenarnya kita berada di pihak yang sama, namun dengan sedikit perbedaan sudut pandang, maka akan terlihat berbeda. Padahal, sebenarnya semuanya benar dengan sudut pandang  masing-masing.
Dalam kehidupan juga seperti itu, kadang kita berpikir begini tentang orang lain, dan orang lain itu berpikir begitu tentang kita. Ayo cobalah untuk melihat posisi dan sudut pandang sehingga apa yang kita lakukan tidak menjadikan orang lain salah sangka dsbg.
Mari belajar. Khoirrulinnas anfa’uhum linnas :]

Jumat, 13 Maret 2015

O TA KA JO

Belakangan ini aku lagi suka nonton drama korea, hehe, gara-gara notnton tv sama mami di rumah jadi ketagihan, karna disini ga ada tv(ada sding, sebiji buat 200-an orang yg ga ada waktu buat nontonnya, hehe), jadinya ak suka download hehe..
pas aku liat ternyata film drama korea itu banyak lucunya, dan juga ga maksa kaya drama indonesia, hehe, maaf, tapi belakangan film produksi indonesia udah mulai bagus kok. sukses terus deh ya INDONESIA !!
karena nonton film korea itu jadi mulai nyaman denger soundtrack-nya, agak abeh sih awal-awal, hehe, tapi improvisasinya bagus, salah satu yang aku suka judulnya o ta ka jo(entah tulisannya bener apa engga, hehe, tapi ada di videonya gitu, hehe)
jadi ini dia lirik lagunya, (menurutku mirip-mirip bahasa jawa awalnya haha maksa )

Rabu, 11 Maret 2015

kamulah hidupku ..



Hati-hati dengan kata-katamu,
Kamulah hidupku .. sering sekali ada status begitu di dunia maya, atau .. kaulah segalanya. Atau kaulah nafasku, separuh jiwaku dan apalah yang lainnya.. ya semacam gombalan(menurutku) untuk kekasihnya (entah halal apa belum), atau barangkali ada yang menganggap serius kata-kata tadi ..
Menyenangkan memang kalau lagi jatuh cinta dibilang begitu, manusiawi tentunya. Tapi sadarkah kalau kata-kata itu salah ?
Salahnya dimana?
Sebelumnya terima kasih kepada seseorang yang pernah bilang kepada saya begini, “tolong jangan jauhkan aku dari dia, aku ga bisa hidup tanpa dia” gitu. (jika ada yang merasa, maaf saya tidak ijin dulu, mungkin orangnya sudah lupa, tapi saya masih ingat betul, hehe, jadi sekalian ijin ya, kata-kata anda saya tulis disini, semoga bisa jadi pelajaran untuk banyak orang yang membaca).
Waktu itu, saya jengkel dengar kata-kata itu hehe, lhah coba Alloh ngambil oksigen disekeliling dia, habislah dia. Iya kan ? Tapi sekarang malah geli. Kenapa? Itu terjadi sudah beberapa waktu yang lalu, pas smartphone belum marak kaya sekarang (apa hubungannya? Hehehe). Tapi toh orangnya masih hidup, padahal ga hidup bareng si”dia”nya itu. Disini, mari kita tinjau, elah bahasanya. Hehe. “ga bisa hidup tanpa si”dia”. Emang yang ngasih kamu hidup siapa?? “dia” ?? bukan kan?? Gitu, salahnya di situ. Rayu merayu boleh saja, Rosululloh juga gitu, tapi silahkan di pikir-pikir sebelum mengatakannya, kenapa? Bisa jadi itu syirik, atau seperti yang tadi itu. Ga sadar mungkin kalau orang lagi jatuh cinta terus ada proses rayu merayu seperti itu. Tapi kembali lagi, jangan sampai fase yang indah itu malah membuat kita terjerumus ke neraka untuk selamanya nantinya (naudzubillahimindzalik). Mari belajar mencintai seperti fatimah kepada ali bin abi thalib ketika belum menikah, indah dan berpahala .. 
Maunya sih gitu, tapi susah. Pasti begitu. Orang saya sendiri juga gitu, hehe. Makanya mari sama-sama kita berdoa, agar diberikan kemampuan dan kekuatan untuk seperti fatimah. Aamiin ..
Semoga bermanfaat, wallohu a’lam bishowab ..
Bogor, 09 maret 2015. 21.47. WIB