Laman

Rabu, 18 Februari 2015

MEONG :*


Beberapa saat yang lalu ada status yang menarik perhatian di beranda jaring sosial yang ku punya. Ehm intinya begini kira-kira “satu pertanyaan yang akan kuajukan kepada calon istriku nanti adalah “apakah kamu suka kucing?””. Rasaku ingin comment tidak, aku tak suka. Tapi aku cinta dengan hewan lucu itu. Tapi aku urungkan, takutnya dikira cari perhatian hehehe. Lagian ada beberapa pikiran juga di pikiranku. Kenapa harus kucing? Bukannya semua hewan itu makhluk juga ya? (konteks kita sebagai makhluk)

Ya kucing dulunya lebih dari apapun untukku. Tidur sama kucing. Makan sama kucing(makanan favoritnya juga sama, ikan asin hihihi). Bahkan aku jajan roti aja aku bagi dua sama kucing. Dan dia doyan lho.. hahaha. Sampai suatu kali aku sakit yang (disarankan) jauh sama kucing, jadi sejak saat itu ayah melarangku memelihara kucing. Sedih banget waktu itu. Kenapa? Karena apa2 aku cerita tuh sama kucing hahha. Tapi lama-lama jadi biasa. Toh kalau ke tempat nenek masih ada kucing juga hehehe. Sampai sekarang jadi ga pernah pelihara lagi, sedih sih tapi ya gimana lagi kan..
Nah jadi curcol hehe. Nah yang menyusup di pikiranku adalah, kenapa harus kucing? Apa karena si pembuat status menyukai kucing? Atau karena kucing itu kesayangan nabi?
Tap kok pikiran “nakal”ku bilang, sebenarnya kenapa begitu ? yang lain emang kenapa? Najis? Kurasa mereka tidak memilih untuk najis deh. Iya nggak ??
Jadi berdasarkan bahwa kita sama-sama makhluk, mau baik sama kucing boleh, malah disarankan. Tapi jangan Cuma sama kucing ya. Kecoak dll juga. Bukan terus kita harus pelihara. Tapi perlakukan sesuai mestinya. Kalau emang mengganggu kalau mau di bunuh ya langsung, jangan di siksa misalnya gitu. Atau kalau nemu bangkainya di tengah jalan, ya di pinggirin.
Jangan salah, menyingkirkan bangkai(hewan apapun, sekecil apapun) itu pahalanya banyak. Mau tahu?
1.       Sebagian dari iman. Ada hadits yang menyatakan bahwa tingkat iman yang paling rendah adalah menyingkirkan duri/penghakang dari jalan. Nah tuh satu poin.
2.       Kita menghargai makhluk hidup. Mereka tidak punya kekuatan untuk memilih lahir jadi apa, dan bagaimana mereka mati (sama juga kaya kita manusia). Jadi jangan salahkan bagaimana mereka. Posisikan saja jika itu kita. Kasian kan, udah ga bisa ngapa2in, di tengah jalan, ga ada yang ngurus, ke-injek2 lagi .. kalau kita di posisi mereka. mau apa ??

Semoga bermanfaat ya, sesuatu yang besar itu permulaanyya selalu kecil .. selamat bermanfaat :J senyumm
Bogor, 18 februari 2015. 18.20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar