Laman

Senin, 10 Agustus 2015

MAAF ..




Aku bukan wanita yang sempurna, pun bukan muslimah yang alim. Suatu ketika kau akan melihatku mengulurkan hijabku, suatu kali kamu melihat bajuku yang tidak longgar. Tolong jangan salahkan jilbabku, jangan salahkan bajuku yang tidak sesuai, jangan salahkan agamaku, jangan salahkan status muslimahku. Karena itu murni salah diriku. Bukan apa yang menempel padaku. Bukan salah agamaku. Itu salahku.
Suatu kali kau akan mendengar banyak nasehat terurai dari mulutku. Dengan yakin aku mengatakannya. Tapi kali lain, kau melihatku juga melanggarnya. Tolong jangan salahkan nasehat yang pernah terucap. Jangan bandingkan dengan sikapku yang tak sesuai. Tolong jangan.
Aku manusia biasa. Sangat biasa. Tidak istimewa. Tapi sangat ku syukuri bagaimana aku di ciptakan. Dan itu pula yang membuatku malu. Betapa aku diciptakan sebaik ini, namun malah masih mengotori kesempurnaan yang sudah diberikanNya.
Setiap kali aku memakai  baju yang tak sesuai, seringkali itu karena aku merasa percaya kepada diriku dan tak menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya. Atau karena akal fikirku yang labil dan kelabu tersaput debu.
Setiap kali kau melihatku dengan gamis dan jilbab yang terulur. Itu bukan karena aku alim. Itu karena aku merasa nyaman dengan itu. Atau karena aku merasa memang seharusnya begitu. Atau juga kadang aku merasa malu. Ya malu.
Kala aku banyak menasehati. Itu bukan karena aku benar dan tak pernah melakukannya. Percayalah. Aku hanyalah seorang pendosa. Seperti manusia lainnya. entah bagaimana jika Alloh tak menutupi aib-aibku. Kala aku menasehati itu karena mungkin aku sudah merasakan dan melakukannya sehingga aku tak mau juga terjadi atau dilakukan oleh orang-orang dekatku. Itu saja.
Maafkan aku dengan ketidak sempurnaanku, tapi inshaAlloh semoga perbaikanku berjalan terus ..
Maafkan lisanku yang masih sering melukai banyak hati, dan telingaku yang tak mendengar banyak nasehat,
Jika ada yang salah padaku, tolong, ingatkan aku, ingatkan aku pelan-pelan ...
Syukron

Minggu, 09 Agustus 2015

Ada Kalanya ..

ada kalanya ketika air yang jernih, kemudian menjadi keruh..
entah apapun penyebabnya ..
kalau air, kita cukup mendiamkannya ..
tapi, bagaimana dengan hati?

ada kalanya, tidak semua yang kita rasakan kita utarakan,
meski kadang pedih, ketika orang lain menyatakan terang2an kepada kita ..

ada kalanya, air yang mengalir pun, terendat ..
tertahan sesuatu yang seharusnya lewat ..

ada kalanya,
ya ada kalanya ..

lama aku tak menyapa, bukan tak rindu,
hanya tak tahu musti berbincang tentang apa,
entah karena ada yang membuatku tenang dan bahagia..
entah karena ada tempat yang selalu mendengarkan cerita-cerita ..
entah karena ada cinta yang hangat merasuki jiwa ..

kini aku menyapamu, bukan karena aku rindu ..
bukan pula hilang sang penenang jiwa..
atau telah pergi sang pengusir gundah ..

hanya aku merasa perih, ketika tempat itu menutup pintunya ..
membiarkanku kehujanan di depan pintu ..
salahku pergi ..
tapi bukan mauku untuk berdiri di tengah hujan..
bukan mauku mendatangkan hujan ..

ada kalanya aku harus begitu, ada kalanya ..

aq hanya enggan bertanya, ada kalanya ..
kenapa sekarang berbeda, tidak seperti saat berdua ..
ada kalanya, kupikir ada kalanya semua tak terlihat sama ..
agar aq mensyukuri semuanya.. entah yang telah lepas, yang masih tergenggam, yang akan terlepas, atau yang akan tergenggam ..

ada kalanya,
ketika rindu ini seperti bara ..
menjadi sekam di dalam jiwa ..
bukan lagi ada kalanya,
aq, km dan siapapun tahu, bahwa kita tak pernah tahu,
kapan sekam itu benar2 padam ..

bogor, 09 Agustus 2015, 21.08 WIB