Laman

Selasa, 13 Januari 2015

Re-Frame ~ Indahnya akhlak Rosululloh



Re-Frame ~ Kisah Teladan dari Rosululloh


Kita, seluruh umat muslim di dunia pasti tahu bahwa islam tidak masuk secara Cuma-Cuma ke bumi ini. Ada pengorbanan, ada perjuangan. Dan kita juga tahu bahwa islam tidak masuk dengan kekerasan dan paksaan, islam masuk seperti air,meresap dengan lembut. Dan kita tahu, semua itu tak lepas dari bagaimana dulu sikap dari suri tauladan kita, Rosululloh dalam menyebarkan agama islam. Jika sekarang ada yang sedang mendapatkan masalah, coba ingat Rosululloh saw, apakah jalan kita, kesusahan kita, kesedihan kita lebih berat dari Rosululloh?? Beliau yatim dari sebelum lahir, piatu sebelum baligh. Itu sebelum beliau menyebarkan islam, kemudian setelah menyebarkan, apakah ujiannya berhenti?? Tidak kan .. justru semakin banyak. Salah satunya adalah bagaimana beliau dilempari kotoran unta oleh kaum yang membencinya. Apakah beliau marah ? tidak kan .. inilah kisah yang akan saya ceritakan. Dari sini, kita bisa mengetahui betapa indahnya akhlaq beliau.

Jadi, seperti yang sudah kita ketahui bahwa dahulu, Rosululloh sering dilempari kotoran unta, di ludahi dan sebagainya. Apakah beliau marah ?? tidak. Tidak sama sekali. Coba sekarang mari berdiam dan bayangkan jika ada yang meludahi atau ada yang melempari kita kotoran ayam, ah tidak, jika kita berdiri di bawah pepohonan dan tiba-tiba ada burung yang tidak sengaja membuang kotoran di muka, ah jangan di muka, di baju saja. Bagaimana ?? apa perasaan anda?? Tidak perlu kita jawab, cukup hati kita saja yang tahu. Tentunya sangat berbeda dengan apa yang Rosululloh rasakan bukan ??
Jadi, yang akan saya ceritakan disini adalah, kenapa Rosululloh tidak marah? Apakah beliau bukan manusia? Atau beliau itu manusia super?? Tidak kan? Beliau juga manusia. Sama seperti kita. Kenapa beliau manusia sama seperti kita? Karena Alloh swt maha adil, beliau manusia seperti kita agar kita pengikutnya bisa mencontoh beliau dengan wajar, tidak ada perbandingan. Coba kalau beliau manusia super, pasti kita akan membanding-bandingkan dan akan susah jika disuruh mencontoh beliau. “ah kan beda, Rosul kan manusia super?” begitu pasti kan?? Karena memang dalam Al-Quran juga sudah disebutkan bahwa manusia itu sangat sedikit bersyukur.
Kembali ke cerita bagaimana Rosululloh bisa tidak marah ketika ada yang melempari kotoran unta. Rosululloh malah menghargai orang tersebut. kok bisa ya ??
Jadi begini ..
kita sebagai manusia, tidak bisa mengatur lingkungan kita, tidak bisa membuat lingkungan kita, baik orang lain, atau keadaan atau apapun yang diluar diri kita menjadi seperti yang kita inginkan. Rencana kita, tujuan kita, jadwal, keinginan, harapan, kita tidak bisa membuatnya begitu saja menjadi seperti yang kita mau. Betul ?? jadi, apa yang harus kita lakukan??



Sederhana, hanya satu yang perlu kita lakukan. Mengatur sistem respons yang ada pada kita. Bagaimana kita merespon, menerima, memperlakukan apa yang orang lain lakukan terhadap kita. Contoh nyatanya adalah Rosululloh ketika menerima perlakuan dari lemparan kotoran unta tersebut. Rosululloh berpikir bahwa orang yang akan melemparinya kotoran unta harus bangun lebih awal dari orang lain untuk mengumpulkan kotoran unta dari kandangnya, dan itu tidak mudah. Bisa anda bayangkan bagaimana pekerjaan itu? Memasukkan kotoran unta ke dalam kantong yang sudah disiapkan, bagaimana baunya, bentuknya dan harus menyendoknya untuk memasukkan ke dalam kantong. Kemudian ketika satu kandang tidak cukup banyak, maka dia harus membawa kantung tersebut ke kandang yang lain untuk mencari kotoran unta yang lain. Apakah anda bisa membayangkan bagaimana rasanya membawa-bawa kotoran seperti itu?
Selanjutnya setelah dia mendapatkan kotoran unta yang cukup, maka dia akan menunggu di tempat dimana Rosululloh biasa lewat. Misalnya biasanya rosululloh lewat jalan A setelah sepulang dari masjid, maka pelaku akan menunggu disana. Apakah sebentar? Belum tentu. Dan apakah nyaman duduk menunggui sekantong kotoran unta yang bau?? Dan apakah Rosululloh pasti akan langsung lewat begitu saja? Belum tentu, jika beliau ada rapat dengan sahabat dulu bagaimana? Lama lagi kan menunggui kotoran untanya?? Apakah nyaman? Pasti tidak. Dari situ Rosululloh  sangat menghargai pelempar kotoran unta, kenapa? Karena tidak ada satupun sahabat yang menyambutnya dengan begitu heboh dan penuh perjuangan seperti sang pelempar kotoran unta.

Tidak masalah apapun perlakuan orang lain, atau keadaan atau lingkungan kepada kita, yang penting bagaimana kita menanggapinya. Kuncinya, think positiv. Alloh swt never make a mistake, isn’t?

Apakah bisa mendapatkan apa yang saya maksudkan dari cerita ini? Saya harap ada nilai yang tersampaikan, dan semoga bermanfaat. Special thanks buat kak Rio yang udah menceritakan kisah ini kepada saya, syukron for open my heart.. maaf re-tell storinya masih ngalor ngidul. untuk mbakku yang galau, semoga tulisan ini bermanfaat, semoga mbak bisa merasakan apa yang aku rasa setelah mengetahui kisah ini ..
Selamat me-re-frame..
In the rain, bogor, 13 – 12 -15, 10.29 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar